Rabu, 27 Januari 2010

Gapai Kesuksesan dengan Impian


Nama : Endang Nuryati
TTL : sragen, 27 Desember 1989
Alamat : Bubak, Ngebung, Kalijambe Sragen
No Hape : 081 393 094 341
E-mail : endang_nury@yahoo.co.id
Aktivitas : Kuliah & Mengajar
Hobi : Menulis dan Membaca
Cita-cita : Menumbuhkan suatu karya yang dikenang zaman.
Motto Hidup : Hidup adalah perjuangan untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Riwayat Pendidikan:
1. TK Dharma Wanita I
2. SD Negeri Ngebung I
3. MTs negeri Kalijambe
4. SMA Negeri I Gemolong
Pengalaman Organisasi:
a. Bendahara Umum Rohis SMAN I Gemolong
b. Sekretaris Karang Taruna Bhakti Remaja (KARATE) Bubak
c. Koordinator Remaja Islam Masjid Bubak (RIMBA)
d. Pramuka Penggalang
e. Humas Lembaga dakwah Kampus (LDK) STAIN Surakarta
f. Mentor pada Program Pendampingan dan Pengembangan kepribadian Muslim Integral (P3KMI) Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta
Prestasi:
 Juara I Murottal tingkat SLTP
 Nominator Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTIM) Jawa Tengah
 Nominator LKTIM STAIN se-Jawa

PeDe dan punya semangat tinggi. Itulah kesan pertama yang terbesit ketika bertemu mahasiswi yang satu ini. Kesan ini pun semakin diperkuat ketika redaksi TEKAD berbincang-bincang langsung dengan mahasiswi yang punya nama Endang Nuryati di perpustakaan Tarbiyah STAIN Surakarta beberapa saat yang lalu. Perpustakaan memang tempat favoritnya di kampus ketika tidak ada jadwal kuliah. Eiit, tempat favorit buat belajar lho ya, bukan buat ngrumpi.
Endang, begitu ia akrab disapa. Putri dari pasangan bapak Sukimin Pawiro Semito dengan ibu Sutinah inilah yang akan menjadi inspirasi mahasiswa pada majalah TEKAD kesayangan kita edisi ini. Penasaran sama sosok akhwat yang satu ini? Simak hasil wawancara redaksi TEKAD berikut ini! Yuks!!!

Berawal dari mimpi
Setiap manusia yang terlahir ke dunia pasti punya harapan atau dalam istilah ngetrennya disebut impian. Sebagaimana anak-anak Zubair bin Awwam Radhiallahu’anhu yang bermimpi menjadi orang-orang besar, Abdullah Radhiallahu’anhuma mendamba menjadi ulama sedang Urwah Radhiallahu’anhuma mendamba menjadi penguasa dan mimpi keduanya pun diperkenankaNya. Juga Muhammad Al Fatih, pejuang Islam yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada usia yang masih belia. Demikian pula dengan Endang Nuryati. Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam semester 3 ini juga mempunyai impian yang besar, “Saya ingin menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat lagi dikenang sepanjang zaman”, ujar anak terakhir dari 7 bersaudara ini.
Mimpi, inilah yang membuat Endang selalu serius dalam menjalankan aktivitasnya, terutama di bidang penulisan karya ilmiah yang saat ini ditekuninya. Dunia karya tulis ilmiah memang bukan hal yang baru bagi Endang, karena memang sejak duduk di bangku SMA ia sudah mulai bergelut dengan dunia ini. “Bidang penulisan karya ilmiah merupakan aktivitas yang istimewa buat saya, karena dunia ini memberikan begitu banyak keuntungan. Dunia ini makin memotivasi saya akan pentingnya membaca, sehingga makin memperluas cakrawala ilmu. Tak hanya itu saja, melalui karya tulis ilmiah ini, saya belajar hidup disiplin, pantang menyerah serta menumbuhkan sikap berani menghadapi resiko yang alkan terjadi kemudian.” tuturnya ketika ditanya alasan ketertarikannya dengan penulisan karya ilmiah
Impian yang besar serta keuletan merupakan faktor yang sangat berpengaruh untuk menggapai kesuksesan. Akan tetapi, dukungan dari orang tua, saudara, dosen dan teman-temannya merupakan sesuatu yang tidak bisa diremehkan. Karena berkat dukungan dari merekalah ia semakin mantap untuk melangkah meniti kehidupannya. Tentu juga atas ijin dan ridha Allah Ta’ala juga.
Hmm, selain menyukai penulisan karya ilmiah, ternyata gadis kelahiran Sragen 27 Desember ini juga hobi bikin puisi loh….

“Pantang menyerah dan percaya diri”
Begitulah yang diungkapkan Endang ketika redaksi bertanya bagaimana menjadi mahasiswa yang berprestasi. Kesuksesan yang sebenarnya tentu tidak akan datang kepada orang yang malas dan hanya berdiam diri saja, melainkan harus ada usaha dan doa. Prestasi yang ia raih selama ini bukanlah sesuatu yang terjadi karena factor kebetulan belaka, akan tetapi diusahakan. Berbagai rintangan dia hadapi dan kegagalan bukan menjadi penghalang baginya untuk mengembangkan diri. Mencoba dan terus mencoba, itulah kuncinya.
Endang sudah aktif mengikuti berbagai kegiatan sejak kecil. Dari semua kegiatan yang dan lomba yang pernah dia ikuti, menurut akhwat ini yang paling terkesan adalah ketika mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa STAIN se-Jawa. “Berbagai peristiwa unik lagi mengesankan saya alamai dalam kegiatan ini. Mulai dari lokasi yang sama sekali belum pernah saya singgahi, tepatnya di kota Pekalongan, apalagi saya hanya berangkat sendirian, kendaraan mogok di perjalanan dan peristiwa unik lainnya. Meski demikian, tidak menyurutkan langkah saya untuk terus malaju.

Seuntai Pesan Buat Sobat TEKAD
Dalam akhir perbincangan dengan muslimah ini, ia memberikan pesan buat sobat TEKAD tercinta dan juga mahasiswa STAIN pada umumnya “Jangan takut untuk bermimpi besar, karena dengan impian yang besar akan menyongsong keinginan kita dengan menimbulkan keyakinan (the power of qolb). Serta belajarlah untuk menyukai suatu hal yang tidak kita sukai, karena apa yang tidak kita sukai itu bisa jadi merupakan suatu hal yang baik buat kita.” tuturnya penuh semangat.
“….Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
Oke dech, terima kasih ukhti Endang. Semoga apa yang kita impikan kan menjadi kenyataan. Tetap semangat…!! (Hanief Prastiwi)

Minggu, 17 Januari 2010

Islam dan Misteri 2012


Oleh: Arif Rohman*)

Munculnya berita heboh tentang ramalan kiamat yang akan terjadi pada tahun 2012 diikuti dengan kehebohan munculnya film 2012, film yang mencoba menceritakan tentang bencana besar yang diramalkan akan terjadi pada tahun 2012. Film yang disutradarai oleh Roland Emmerich itu berhasil menarik antusiasme masyarakat di seluruh dunia. Walaupun belum bisa sesukses film bencana lainnya seperti Titanic, Twister, Independence Day dan Armageddon, atau film yang semasa seperti New Moon, dalam sebulan setelah premier penayangannya menurut situs Forrent Freak film 2012 menjadi film yang paling banyak dibajak dari internet (Jawa Pos, 20/11).
Kehebohan film 2012 merupakan wujud dari besarnya keingintahuan masyarakat tentang ramalan dari suku Maya yang menyebutkan kiamat akan terjadi pada tahun 2012. Suku Maya menyebutkan bahwa ada sebuah planet besar yang bernama Nibiru yang akan menabrak dan menghancurluluhkan planet Bumi pada tahun 2012. Dan masyarakat mencoba mencari tahu tentang kejadian itu melalu film 2012.
Fenomena tesebut menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia dan dunia secara umumnya masih terbelenggu dengan penyakit yaitu percaya pada ramalan mistik, suatu hal yang irasional yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Sebenarnya pada tahun 1999, tepatnya pada tanggal 9 bulan ke-9 (September) juga diramalkan akan terjadi kiamat. Dan kita hidup di tahun 2009 tanpa melihat ramalan itu terbukti. Seharusnya ini menjadi bukti bahwa ramalan adalah suatu hal yang tidak bisa dipastikan kebenarannya.
2012 = misteri
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
” Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” (QS al-‘An’am (6): 59).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa gaib dalam ayat tersebut meliputi lima hal, yaitu tentang ihwal kiamat, kapan turunnya hujan, yang ada dalam rahim, kejadian esok hari serta kapan dan dimana seseorang akan mati.
Dalam firman-Nya yang lain Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa ilmu tentang kapan terjadinya kiamat hanya ada pada sisi-Nya, dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya (lihat : QS al-A’raaf (7): 187). Sebagai manusia yang paling mulia dan paling dicintai Allah Subhanahu wata’ala, nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak diberi pengetahuan tentang kapan tepatnya kiamat itu akan terjadi, apalagi manusia biasa, tentunya juga tidak lebih mengetahui.
Sebenarnya dalil-dalil normatif di atas sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya kiamat itu akan terjadi. Namun disini penulis ingin menambahkan berupa dalil alami dan ilmiah.
Dalil alaminya sudah penulis sebutkan di awal tadi tentang ketidakakuratan ramalan kiamat 1999. Sedangkan dalil ilmiahnya adalah tentang penelitian yang dilakukan oleh Badan Luar Angkasa AS, NASA, yang menyebutkan bahwa tidak ada planet misterius yang mengancam bumi. Sementara planet Eris, planet bersuhu dingin yang ukurannya sedikit lebih besar dari planet Pluto yang ditemukan oleh para Astronom AS pada tahun 2005 itu akan tetap berada di luar tata surya bumi. Sedangkan komet dan asteroid yang menabrak bumi itu sering terjadi, dan itu hanya tabrakan kecil ( republika.co.id, 4/11).
Kapan pun kiamat itu akan terjadi Allah Subhanahu wata’ala tidak membiarkan umat-Nya terjebak dalam kebutaan total tentang ilmu kiamat. Walaupun tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya hari kiamat akan terjadi, Allah Subhanahu wata’ala melalui lisan rasul-Nya mengabarkan kepada kita beberapa tanda-tanda kiamat, ada yang disebut ‘alamat sughra (tanda-tanda kecil) dan ada yang disebut ‘alamat kubra ( tanda-tanda besar), ‘alamat kubra mengindikasikan bahwa kiamat sudah sangat dekat.
Yang termasuk dari ‘alamat sughra diantaranya diutusnya nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai nabi dan rasul ( HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi), banyak diminum khamr dan perzinahan terjadi secara terang-terangan , banyak terjadi gempa, banyak terjadi pembunuhan, amanah yang disia-siakan (HR Bukhari), sedikitnya laki-laki dan banyaknya wanita, (HR Muttafaqun ‘Alaih), dan sebagainya.
Sedangkan yang termasuk dari ‘alamat kubra diantaranya munculnya Dajjal, terbitnya matahari dari sebelah barat, turunnya nabi Isa putra Maryam ‘Alahis salam, munculnya Imam Mahdi (pemimpin yang adil), munculnya Ya’juj dan Ma’juj sang perusak (HR Muslim), dan sebagainya.
Dari uraian di atas telah jelas bahwa kiamat adalah rahasia Allah Subhanahu wata’ala. Dan semoga uraian tersebut menjadi pengetahuan bagi kita agar kita tidak panik menanggapi ramalan kiamat 2012. Kapanpun kiamat itu akan tejadi serta peristiwa apa yang akan terjadi pada tahun 2012 adalah sebuah misteri bagi kita, misteri yang akan terjawab seiring tiba waktunya. Wallahu a’lam.
*) Penulis adalah mahasiswa semester V Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta

BELAJAR AKTIF BAHASA SURGA


Judul Buku : Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif
Penulis : Imam Makruf, S.Ag., M.Pd.
Penerbit : Need Press Semarang 2009
Tebal : X + 158 halaman

Dalam setiap pembelajaran pasti dibutuhkan berbagai tahapan, tatacara dan metode. Begitu pula dengan pembelajaran bahasa Arab. Dalam pembelajaran tersebut juga dibutuhkan pendekatan dan berbagai macam strategi. Strategi ini penting dan sangat dibutuhkan oleh para pengajar bahasa Arab, para mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Arab yang kelak menjadi guru pun juga harus mengetahuinya karena nantinya akan mempermudah dalam proses pembelajaran. Disamping itu juga agar dapat memberikan langkah-langkah praktis sehingga semua kalangan dapat menerapkannya.
Sebelum kita mempelajari bahasa Arab secara mendalam kita harus tahu ruang lingkup bahasa arab secara keseluruhan agar kita tidak terlalu bersusah payah dalam menerapkan strategi itu. Salah satu ruang lingkup bahasa arab yaitu balaghah yang menekankan pada keindahan bahasa. “Karya sastra” yang paling tinggi nilai balaghahnya adalah wahyu Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang terangkum dalam Al-Qur’an al-Karim. Ini terlihat dari ekspresi puitisnya yang sangat khas dan unik sehingga syair-syair arab dipaksa untuk terkalahkan oleh keindahannya. Sampai-sampai penyair masyhur dari bangsa Arab kala itu Walid bin Mughirah terkagum-kagum akan keindahan susunan kata dan kalimat yang terdapat di dalamnya.
Hal ini kemudian menjadikan bahasa arab bukan saja digunakan oleh orang arab saja namun juga oleh orang di berbagai belahan dunia termasuk di negara-negara Asia dan Afrika bahkan Eropa. Sehingga layaklah jika bahasa arab dikatakan termasuk bahasa internasional. Selanjutnya dalam pembelajarannya tidak hanya membutuhkan pengetahuan arti dalam setiap kata-katanya. Tapi juga butuh pendekatan, pemahaman dan berbagai tinjauan umum seperti landasan pembelajaran bahasa arab. Karena dalam mempelajari bahasa arab (atau bahasa apapun itu) tentunya harus memiliki landasan tertentu agar sempurna dalam hasil pembelajarannya. Landasan tersebut terdiri dari landasan psikologis dan paedagogis.
Landasan pertama dibutuhkan karena dalam unsur pengajaran itu meliputi bagaimana cara siswa mendapatkan pengaruh dari luar, kebutuhan siswa, kecenderungan siswa dan tujuan siswa dalam belajar itu sendiri. Teori ini didasarkan pada persoalan antara stimulus dan respon yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Sedangkan landasan kedua yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara pembelajaran bahasa dengan pendekatan historis atau cerita. Pendekatan ini mulai berkembang sejak abad pertengahan pada masa Romawi Kuno.
Dari penggunaan berbagai strategi pembelajaran dalam sejarah pembelajaran bahasa asing tersebut pada akhirnya mengalami banyak pengembangan dan variasi di dalamnya. Strategi pembelajaran aktif salah satunya. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan akal, menguatkan kemampuan analisis secara logis dari para siswa, mewujudkan pengaruh peradaban dan kebudayaan. Jadi dengan adanya strategi pembelajaran aktif tersebut juga dapat mempermudah komunikasi dengan dunia lain seperti membaca sastra, politik, ekonomi serta memahami berbagai macam peradaban dan cara hidup suatu masyarakat dengan berbagai media. (Ummu Habibah)

URGENSI UJIAN NASIONAL (UN) SEBAGAI MASA DEPAN PENDIDIKAN GENERASI BANGSA

(Menilik ulang UU Sistem Pendidikan Nasional)
Oleh : Sangdi
A. Pendahuluan

Sampai detik ini, ilmu pengetahuan telah melahirkan berbagai macam disiplin ilmu, sehingga berdampak positif dan negatif dalam kehidupan kita. Di satu sisi ia mampu membantu serta meringankan beban manusia, namun di satu sisi yang lain penyalahgunaanya juga tidak dapat kita hindari. Akan tetapi, sampai kapan pun pendidikan menjadi lebih penting bagi kehidupan seseorang. Seperti saat ini, tentunya pendidikan sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak mungkin terelakkan. Di dunia kerja misalnya, pendidikan menjadi kualifikasi yang sangat di perhatikan dan menjadi pertimbangan awal sebelum seseorang menduduki suatu posisi dalam jabatannya.
Dalam sejarahnya, negara kita memiliki banyak lembaga pendidikan, baik yang negeri maupun swasta, bahkan jumlah peserta didik itu mencapai angka ratusan hingga ribuan, tetapi apakah sesuai dengan target dan tujuan pendidikan yang telah dicanangkan dalam Tujuan Sistem Pendidikan Nasional ?. Untuk itu, kita perlu meninjau ulang kemana arah tujuan pendidikan kita selama ini, yang menjadi titik awal masa depan generasi bangsa dan ini menarik sekali untuk dibahas. Jika selama ini pendidikan dianggap sangat penting, seperti halnya Ujian Nasional, maka kita perlu mengkaji sistem pendidikan kita.
B. Urgensi Ujian Nasional (UN)
Dalam Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar da terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dan Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu, “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Bertitik tolak dari beberapa penjelasan diatas, kita dapat menemukan sedikit gambaran tentang apa itu pendidikan dan apa tujuannya. Beberapa waktu yang lalu, sikap Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang akan tetap melaksanakan dan menggelar Ujian Nasional (UN) pada 2010 dinilai tidak tepat. Depdiknas dinilai menentang putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang melarang digelarnya UN. Sebelumnya kita juga mengetahui bahwasannya Mendiknas Muhammad Nuh mengatakan pihaknya akan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan kasasi MA tersebut. Depdiknas akan tetap menggelar UN pada 2010. (Solopos, edisi Minggu,29 November 2009).
Ada beberapa hal memang yang menjadi persoalan dalam pelaksanaan UN, seperti adanya gangguan Pshykologi pada peserta didik yang gagal dalam UN, adanya pembocoran soal UN sebelum tiba waktu pelaksanaanya, ini adalah sedikit dampak negatif yang timbul di sekeliling kita. Padahal jika kita melihat dengan kaca mata positif, tentunya UN akan meningkatkan mutu pendidikan di negara kita, para peserta didik semakin giat dalam belajar, serta kita mampu bersaing dalam dunia pendidikan dengan negara lain. Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor…….. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menimbang pada point b, bahwasannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan Pendidikan Nasional yang bermutu, merata, dan efisien, yang mampu mewujudkan bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, inovatif, bekerja keras, berperasaan halus, sensitif terhadap keindahan dan harmoni, serta sehat jasmani dan rohani, sehingga mampu menghadapi tantangan dan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Serta pada point d, bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan ditetapkannya Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan.
Standar pendidikan nasional tersebut berlaku bagi seluruh wilayah Negara Kesatun Republik Indonesia. Dengan adanya standar minimal kelulusan dalam pelaksanaan UN, kita dapat terus meningkatkan mtu pendidikan di negara kita, kita dapat melakukan evaluasi terhadap setiap kebijakan yang akan kita canangkan di kemudian hari. Dalam BAB 1 Ketentuan Umum, pasal 1 point 4, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan kemampuan minimal peserta didik, yang mencakup kemampun kognitif, psikomotorik, dan afektif yang harus dimilikinya untuk dapat dinyatakan lulus dari satuan pendidikan. Dengan adanya Standar Pendidikan yang bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. (BAB II Kerangka Standar Nasional Pendidikan, bagian pertama, tujuan, pasal 2, point 2).
Jelaslah sudah kiranya kemana arah tujuan pendidikan kita, dan apa pentingnya Ujian Nasional bagi keberlangsungan serta mutu pendidikan kita. Berbagai macam program yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan pendidikan di negara ini, salah satunya dengan disentralisasi kebijakan, sehingga pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakat dapat berkerja sama mewujudkan tujuan pendidikan ni negeri ini.
C. Kesimpulan
Pada kenyataannya UN memiliki dua sisi yang saling Pro dan Kontra, antara yang setuju dan tidak atas pelaksanaannya, tetapi jika kita menginginkan adanya suatu perubahan peningkatan dalam dunia pendidikan kita, tentunya UN sangat penting sebagai jembatan menuju peningkatan mutu pendidikan serta martabat generasi pendidikan bangsa. Langkah yang perlu kita lakukan guna meningkatkan serta menyadari pentingnya UN antara lain perlu adanya upaya untuk menyadari masyarakat akan pentingnya UN, seperti orang tua yang perlu memberikan masukan, dorongan, kepada anaknya agar tetap optimis dalam menjalankan pendidikannya.

SEKOLAH: ARENA BERMAIN YANG MENYENANGKAN

Oleh: Muhammad Nasri Dini

Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, suatu kelompok manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka masing-masing. Untuk memajukan kehidupan manusia itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teorikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri.
Dalam dunia pendidikan, sekolah dengan berbagai macam ragamnya merupakan lembaga pendidikan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat kita. Pada usia-usia tertentu bahkan para orang tua sibuk memaksa anak-anaknya untuk belajar di sekolah-sekolah itu sehingga di kemudian hari dia dapat meraih prestasi tertentu sesuai dengan keinginan orangtua mereka (bukan atas kemauan anak). Mengingat peran sekolah yang tidak kecil dalam membentuk karakter dan kepribadian anak, sudah sewajarnya jika sekolah seharusnya mampu dan mau menyajikan hal-hal yang menyenangkan bagi anak sebagai peserta didik. Sekolah yang baik bukanlah sekolah yang dipenuhi dengan tugas-tugas dan pekerjaan rumah yang menumpuk. Namun sekolah juga harus memperhatikan aspek-aspek lain yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, seperti bermain misalnya. Karena pada usia anak-anak merupakan usia yang sangat akrab dengan berbagai macam permainan.
Dan pada kenyataannya tidak akan kita dapati sekolah yang menyajikan berbagai permainan yang dapat menyenangkan sekaligus dapat digunakan sebagai media belajar. Permainan hanya disajikan oleh lembaga pendidikan bernama Taman Kanak-kanak, Play Group atau yang semacamnya yang hanya akan bertahan maksimal dua tahun. Sedangkan sekolah dari tingkat dasar dan menengah yang merupakan program pemerintah dengan nama wajib belajar 9 tahun tidak akan kita dapati materi yang disebut bermain. Disana hanya akan kita dapati proses belajar mengajar berupa membaca, menulis, berhitung dan berbagai macam hal yang disebut ilmu pengetahuan. Dan hal inilah yang akan membuat anak merasa bosan dengan apa yang disampaikan oleh para guru di sekolah mereka.
Semua yang disebut belajar hanya akan dimaknai oleh anak sebagai kewajiban yang membebankan. Selain materi yang disampaikan membosankan, guru sebagai pihak yang berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar juga menyampaikan materi dengan monoton. Ditambah lagi guru pasti akan memarahi siswanya yang kedapatan bermain saat jam pelajaran berlangsung. Sekolah memang pihak yang dianggap paling berwenang untuk melarang anak-anak bermain bahkan saat anak tersebut sudah sampai di rumahnya. Kalimat sederhananya adalah “Bermain adalah musuh belajar”. Lalu bagaimana sekolah dan belajar dapat berjalan bersama beriringan dengan bermain?
Marilah coba kita renungkan beberapa komentar anak tentang sekolah mereka; Budi (11 tahun) mengatakan, “Kita menghabiskan waktu 3 tahun di sekolah lanjutan, berpura-pura jadi anak yang baik, tetapi belajar, tak usah ya..,lebih baik kita bercanda dan bermain.” Sedangkan Lilo (11 tahun) mengatakan, “Nggak mau mendengarkan guru marah-marah, tetapi membayangkan diri sedang bermain-main.”
Dua komentar di atas merupakan gambaran umum betapa anak sangat tidak menyukai hal bernama sekolah, belajar atau yang semacam itu. Dan mereka jauh lebih menyukai hal-hal yang menyenangkan seperti bermain dan bercanda yang tidak disajikan oleh guru di sekolah-sekolah. Untuk mengubah paradigma bahwa sekolah dan guru adalah hal yang membosankan dan menggantinya dengan pandangan bahwa sekolah sama senangnya dengan bermain, berikut akan kita diskusikan kedua hal tersebut sehingga pada akhirnya tidak terus menerus terjadi pertentangan antara keduanya.
Bermain baik dilakukan dengan atau tanpa alat merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesenangan, menambah daya ingat dan mengembangkan imajinasi anak. Menurut Hetherington & Parke (1979) permainan adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangakan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri dan bukan karena ingin memperoleh suatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Sedangkan menurut Jeromt Burner dan Brian Suttan, bermain merupakan aktivitas yang menghasilkan atmosfir santai dan menyenangkan sehingga anak mudah belajar berbagai cara untuk mengatasi masalah ketika bermain. Mengenai permainan ini para ahli menyatakan beberapa teori, diantaranya adalah:
1. Teori Penglepasan (Herbert Spenser) : permainan dapat melepaskan tenaga berlebih pada anak.
2. Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus): permainan dapat membuat anak menikmati rekreasi atau istirahat.
3. Teori Atavistis (Stanley Hall): yaitu permainan dengan meniru atau mengikuti nenek moyang (berburu, pistol-pistolan dll)
4. Teori Biologis (Karl Gross): yaitu tugas biologis, seperti bermain untuk menguasai gerakan atau mengenal dunia luar dengan idenya.
Dalam konteks belajar di sekolah, teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut sangat mungkin diaplikasikan oleh guru. Atau guru setidaknya dapat mengambil pelajaran dari apa yang disampaikan Schaller dan Lazarus yang menyatakan bahwa bermain adalah rekreasi bagi anak. Sehingga guru akan berpikir dua kali saat akan memarahi anak yang bermain saat dia sedang sibuk menerangkan pelajaran. Tentunya guru juga dapat memposisikan dirinya seperti halnya para siswanya. Saat guru tersebut masih bersekolah dulu dia pasti juga merasa jenuh dan bosan dengan apa yang disampaikan gurunya. Dan pada akhirnya bermainlah(dengan permainan apapun itu) yang menjadikan siswa dapat sejenak beristirahat dari kebosanan yang dihadirkan guru. Atau bisa juga guru memang sengaja menghadirkan permainan-permainan tertentu yang mungkin disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada jam pelajaran tersebut sehingga siswa tidak jenuh dengan apa yang disampaikan guru.
Permainan ternyata juga mempunyai fungsi yang positif terhadap anak, dan diantara fungsi permainan tersebut adalah; Pertama, Mengembangkan dan meningkatkan kognitif anak. Antara lain dengan menjelajahi lingkungan, mempelajari objek sekitar, belajar memecahkan masalah dan mengembangkan kompetensi dan ketrampilan dengan cara yang menyenangkan. Kedua, Mengembangkan dan meningkatkan sosial anak. Anak dapat memahami orang lain. Dalam peran-peran tertentu pada sebuah permainan anak dapat memahami peran yang akan dimainkan tersebut. Ketiga, Mengembangkan dan meningkatkan emosional anak. Anak dapat memecahkan masalah-masalah emosional, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin, anak juga dapat melepaskan energi fisik yang belebihan dan membebaskan perasaan yang terpendam.
Guru seharusnya dapat menjalankan fungsi-fungsi bermain tersebut dalam proses belajar mengajar di sekolah. Selain mengajarkan materi-materi pelajaran, guru juga mengajak para siswanya bermain sambil belajar. Guru bisa lebih menonjolkan aktivitas bermainnya namun tetap menekankan proses pembelajaran di dalamnya. Parten mengungkapkan ada beberapa jenis permainan yang dapat dilakukan oleh anak, yaitu:
 Unocupied: yaitu permainan yang memperlihatkan dan melihat sesuatu yang menarik perhatian dan melakukan gerakan bebas dan tidak terkontrol.
 Solitary: yaitu permainan yang terdiri dari sekelompok anak yang bermain sendiri-sendiri dengan berbagai alat permainan masing-masing tanpa adanya kontak antara satu dengan yang lainnya.
 Onlooker : yaitu anak yang memperhatikan anak lain bermain, bertanya-tanya tetapi tidak ikut terlibat dalam permainan tersebut.
 Pararel : beberapa anak bermain dengan alat yang sama, tetapi tidak terjadi kontak atau tukar menukar mainan.
 Assosiative: yaitu anak bermain bersama-sama dengan disertai pinjam-meminjam alat permainan yang digunakan.
 Cooperative: yaitu permainan secara berkelompok, dimana disana ada yang berperan sebagai pemimpin dan anggota.
Sedangkan Seifert dan Hoffnung menambahkan beberapa jenis permainan lain sebagai berikut:
1. Fungsional Play: yaitu permainan dengan menekankan gerak fisik, seperti berlari-lari misalnya.
2. Konstuktif: yaitu permainan dengan membangun/membuat sesuatu dari sesuatu yang sudah ada.
3. Dramatik: yaitu permainan simbol atau berpura-pura memerankan seseorang tertentu.
4. Permainan dengan aturan: yaitu permainan yang menekankan kompetisi.
Setelah masa liburan sekolah, pasti kebanyakan anak akan berpikir bahwa waktu bermain mereka akan berkurang setelah masuk nanti. Sebagai seorang guru, pikiran tersebut harus kita singkirkan dari kepala anak(siswa). Guru harus menanamkan pada dirinya sendiri bahwa bermain bagi anak mempunyai banyak manfaat baik pada aspek emosional maupun intelektual. Selain itu bermain juga sangat menunjang perkembangan komunikasi anak dengan pihak lain. Sekolah memang pada akhirnya harus berperan sebagai arena bermain bagi siswanya sehingga menyiapkan berbagai permainan yang menunjang proses belajar mengajar dan dapat membantu para siswa di sekolah tersebut mewujudkan potensi masing-masing.
Akhirnya, beberapa hal yang harus disiapkan dan diperhatikan oleh setiap subyek pendidikan agar sekolah benar-benar dapat menjadi tempat belajar sekaligus arena bermain yang menyenangkan bagi anak adalah:
 Jangan sering membereskan mainan anak, karena dapat menghambat riset dalam belajar.
 Dibentuknya kelompok-kelompok bermain di sekolah.
 Berbagi pengalaman bermain yang meransang atau mendorong.
 Adanya guru yang terlatih.
 Kedekatan antara guru dan siswa.
 Sekolah yang mengorganisir berbagai macam permainan.
 Suasana pembelajaran yang menyenangkan, hangat dan penuh kasih sayang.

*) Ketua Departemen Pendidikan dan Penalaran (P&P) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tarbiyah STAIN Surakarta

Siapkah Kita Hidup Di Tahun 2010……………..?????

Baru saja seluruh penjuru dunia merayakan tahun baru Masehi. Gegap gempita, pesta pora, dan berbagai ungkapan kebahagiaan turut mengiringi penyambutan tahun baru ini. Tentu saja hal ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Kenapa, apakah Islam antimodernisasi?
Islam memberikan yang terbaik kepada umat manusia. Memberikan jalan yang benar untuk menyelamatkan manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam tidak menghendaki umatnya bertindak berlebih-lebihan, menghambur-hamburkan harta tanpa asas manfaat yang benar, apalagi jika membahayakan akidahnya.
Umumnya, pada tahun baru Masehi, perayaan disertai dengan mabuk-mabukan dan aneka acara hedonis yang bisa menyeret manusia ke dalam kerusakan dan kehinaan. Beriringan dengan itu, kecelakaan dan tindakan kriminal pun kerap terjadi. Jika dilihat oleh akal sehat dan kacamata ilmiah yang benar, tentu hal ini tidaklah dibenarkan. Terutama Islam yang sangat menekankan kemaslahatan sehingga sangat mengharamkan khamar dan perbuatan kriminal.
Oleh sebab itu, Islam tidak membenarkan pesta-pora, tapi menganjurkan bersedekah, menyantuni fakir miskin, yatim, dan orang-orang yang membutuhkan. Islam tidak membenarkan berleha-leha dengan pemborosan waktu, tapi menganjurkan untuk bekerja keras dan menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat. Islam tidak membenarkan dansa-dansi, tapi menganjurkan umatnya untuk berzikir mengingat Allah Subhanahu wata’alaa agar hati menjadi lebih tenang.
Kebetulan pada tahun ini, tahun baru Islam atau tahun baru Hijriah mendahului tahun baru Masehi, hampir berdekatan, yaitu tepatnya pada tanggal 18 Desember 2009, jatuh sebagai tanggal 1 Muharram 1431 H. Pada permulaan tahun Islam ini, banyak peristiwa penting, hikmah, dan keutamaan yang bisa diraih umat Islam.
Di dalam perayaannya, tentu saja akan berbeda dengan perayaan tahun baru Masehi. Islam mengisi tahun barunya dengan hal-hal yang penuh manfaat, tidak berhura-hura, apalagi dengan hal-hal yang diharamkan, seperti bermabuk-mabukan. Tahun baru Hijriah adalah masa instrospeksi, syukur, dan pencanangan program baru untuk tahun berikutnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18). “Dan (ingatlah juga), takala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Pada tahun baru ini, kita mensyukuri seluruh nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di tahun-tahun sebelumnya agar nikmat tersebut bertambah dan tidak dicabut-Nya. Betapa bencana dan berbagai masalah yang timbul belakangan ini, ini dikarenakan kita kurang bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Akibatnya, kekayaan alam dan berbagai karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah diberikan kepada kita tidak menjadi solusi dan kenikmatan lagi, tapi malah menjadi masalah dan kekisruhan yang tiada henti.
Jika kita melakukan introspeksi, besyukur, dan membuat pencanganan program, Insya Allah Ta’ala di tahun yang akan datang, kita bisa menjadi lebih dewasa dalam menyikapi seluruh masalah. Kita bisa menjadi bangsa yang bermartabat, mandiri, damai dan sejahtera. Amiin. (Eko Setyawan)