SETIAP DENYUT NADINYA ADALAH DAKWAH
Nama lengkap : Isnandariawan
Nama panggilan : Isnan, Nandar
Tempat, tanggal lahir : Boyolali, 22 Agustus 1988
Aktifitas : Dakwah & Kuliah
Cita-cita : Mendirikan Yayasan untuk Membina Kaum Muda
Riwayat pendidikan :
TK Aisyiyah Bentangan, lulus tahun 1994
MI Muhammadiyah Bentangan, lulus tahun 2000
SMP N 2 Tulung, lulus tahun 2003
SMA N 1 Teras, lulus tahun 2006
STAIN Surakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), lulus tahun 2010 insya Allah…
Pengalaman organisasi :
Pengurus OSIS SMA N 1 Teras
Ketua ROHIS SMA N 1 Teras
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) STAIN Surakarta
Aktivis LDK STAIN Surakarta
Prestasi :
1.Juara 1 Lomba Karya Ilmiah SMA tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2002
2.Finalis Lomba Penelitian Inovasi Mahasiswa Tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2009
Tidak banyak mahasiswa multitalenta di kampus hijau kita tercinta STAIN Surakarta ini. Dan diantara yang sedikit itu akan kita temukan nama Isnandariawan. Bersama dua orang teman yang tergabung dalam kelompoknya, ia lolos mewakili Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta sebagai finalis dalam lomba Penelitian Inovasi Mahasiswa Tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2009 ini. Ingin tahu lebih lengkap tentang sosok aktivis dakwah kampus yang bersahaja ini selengkapnya? Mari kita simak hasil wawancara kru Majalah BEM Tarbiyah dengan Akhi Isnan disela-sela kesibukannya yang semakin hari semakin padat saja.
Islami sejak belia
Ikhwan yang satu ini memang telah akrab dengan Islam sejak kecil. Walau keluarganya juga bukan dari kalangan santri namun hidayah keislaman telah diberikan kepadanya sejak lahir (bahkan sejak dalam kandungan) melalui keluarganya tersebut. Dan ini adalah nikmat pertama dan merupakan nikmat terbesar yang diberikan Allah Ta’ala kepadanya. Menurutnya, lingkungan tempat keluarganya tinggal juga mendukung terbentuknya pribadi yang didalamnya mengkristal nilai-nilai islami. Pembinaan generasi penerus Islam adalah pemandangan yang sudah sangat lazim dia saksikan sejak kecil. Untuk membentuknya menjadi insan islami, orang tuanya memilih menyekolahkan dia di TK Aisyiyah yangkemudian dilanjutkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Setiap pulang belajar dari TK hingga MI, dia dan teman-teman di kampungnya selalu mengikuti kajian dan kegiatan TPQ yang menjadikannya memiliki pondasi keagamaan yang baik. Orang tuanya (utamanya bapak) juga selalu menanamkan nilai-nilai agama agar kelak anaknya menjadi manusia yang shalih.
Ketika lulus MI dan melanjutkan ke SMP N 2 Tulung ‘lingkungan keagamaan’ di sekolah memang sempat terhenti sejenak. Namun itu tidak berlangsung lama. Lepas dari SMP dan meneruskan studinya di SMA N 1 Teras dia kembali mengalami kesempatan mengapresiasi nilai-nilai Islam bersama ROHIS. Selain pernah menjadi pengurus OSIS dia juga diberi kesempatan Allah untuk aktif bahkan sempat menjadi Ketua ROHIS di sekolahnya. Dan sejak masuk di ROHIS tersebut pada selanjutnya terpola dalam pikirannya bagaimana dia bisa terus berjuang untuk kemenangan Islam. Disana dia juga berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas diri untuk mempersiapkan perjalanan panjang dakwah. Selain itu sebagai Ketua Rohis Isnan bersama 15 aktivis dakwah sekolah anggota Rohis lainnya juga dituntut untuk mengajak orang lain agar dapat sadar bahwa sebaik-baik jalan adalah jalan Tuhan (sabilillah). Sehingga militansi dakwah dan semangat keislaman di sekolahnya dapat selalu terjaga.
Dakwah hingga darah penghabisan
‘Kita adalah da’I sebelum yang lainnya’. Mungkin kalimat tersebut yang memotivasi Isnan untuk selalu berdakwah dan menyeru kepada Islam disetiap waktu dan tempat. Bukan hanya dakwah bil lisan tetapi yang tak kalah pentingnya adalah dakwah bil hal. Di dalam kehidupan kampus STAIN Surakarta ini Akhi Isnan (Akhi/Ikhwan adalah sebutan ‘resmi’ bagi Aktivis Dakwah Kampus putra, Ukhti/Akhwat bagi putri) ternyata sudah terencana dengan rapi apa saja yang harus dilakukan dan dicapai selama kurun waktu empat tahun. Satu tahun pertama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan membangun komunikasi, tahun kedua ‘memulai’ aktivitas, dan di tahun ketiga targetnya adalah mencapai puncak karir dalam berorganisasi. Setelah menyelesaikan skripsi dan lulus pada tahun keempat, rencana dakwah strategis mulia yang dipunyainya adalah NIKAH. Ternyata Allah Mahatahu dan DIA punya rencana indah untuk setiap hambanya, termasuk untuk akh Isnan. Pada tahu ketiga kuliah Allah memberinya amanah untuk memimpin Lembaga Dakwah Kampus (LDK) setelah dia aktif di dalamnya sejak awal kuliah. Selain itu Allah juga menganugerahinya kesempatan untuk mengerjakan skripsi lebih awal. Dengan mengikuti Program Penelitian Mahasiswa yang diselenggarakan Depdiknas Jawa Tengah maka dia telah bebas skripsi. Menjadi aktivis tidak menjadikan alasan baginya untuk bermalas-malasan dalam mengikuti kuliah. Hal ini juga telah dibuktikan akh Isnan dengan selalu meraih indeks prestasi di atas tiga koma dari semester ke semester yang kemudian menjadikannya berkali-kali memperoleh beasiswa kuliah. Di tahun 2009 ini, selain mengemban amanah sebagai ketua LDK dia juga dituntut untuk menyelesaikan penelitian yang kemudian akan menggantikan sripsi. Dan semuanya itu adalah bagian dari dakwah. Allahu Akbar …!!! (Dien_cQp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar